SITUASI LINGKUNGAN KOTA BANJAR JAWA BARAT
Pencemaran lingkungan meliputi udara, air tanah dan makanan akan semakin
meningkat. Pencemaran udara di dalam ruangan perlu diwaspadai karena
makin meningkatnya kebiasaan merokok di masyarakat menyebabkan semakin
besar tingkat pencemaran udara di dalam ruangan.
Untuk keadaan lingkungan fisik pada tahun 2004 diketahui bahwa sarana air bersih (84,42 % ) dan SPAL ( 70,59 % ) lebih baik dibandingkan dari tahun 2003 bahwa sarana air bersih ( 49,68 % ) dan SPAL ( 33,66 % ) hal ini menunjukkan adanya keberhasilan program-program dilakukan namun dari target seharusnya angka tersebut masih belum mencapai yaitu 90% dan 80 %, sehingga hal ini masih adanya potensi/kecenderung penyebab timbulnya penyakit diare.
Cakupan Rumah Sehat di Kota Banjar pada tahun 2004 sebesar (68,45%) lebih baik dibandingkan tahun 2003 terdapat ( 17,13 % ) rumah lantainya tidak memenuhi syarat ( lantai tanah ), hal ini dapat diakibatkan karena system pelaporan dan kinerja petugas yang baik.
Untuk keadaan lingkungan fisik pada tahun 2004 diketahui bahwa sarana air bersih (84,42 % ) dan SPAL ( 70,59 % ) lebih baik dibandingkan dari tahun 2003 bahwa sarana air bersih ( 49,68 % ) dan SPAL ( 33,66 % ) hal ini menunjukkan adanya keberhasilan program-program dilakukan namun dari target seharusnya angka tersebut masih belum mencapai yaitu 90% dan 80 %, sehingga hal ini masih adanya potensi/kecenderung penyebab timbulnya penyakit diare.
Cakupan Rumah Sehat di Kota Banjar pada tahun 2004 sebesar (68,45%) lebih baik dibandingkan tahun 2003 terdapat ( 17,13 % ) rumah lantainya tidak memenuhi syarat ( lantai tanah ), hal ini dapat diakibatkan karena system pelaporan dan kinerja petugas yang baik.
PERILAKU DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Perilaku dan peran serta masyarakat terhadap kesehatan nampak dari data ? data berikut :
a. Pemeliharaan kehamilan masih belum optimal ( cakupan K1 : 82,4% , K4 : 69,26% ). Dengan demikian terdapat kesenjangan yang cukup signifikan antara K1 dan K4. Beberapa faktor penyebab rendahnya K1 yaitu masih kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan serta system pencatatan dan pelaporan yang belum akurat. Data tahun ini ternyata terdapat penurunan hasil cakupan.
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2004 64,3% dari target 75%. Salah satu permasalahan yang paling dominan adalah masih ada beberapa penduduk yang percaya pada dukun, dengan alasan biaya lebih murah.
c. Penimbangan bayi dan Balita masih rendah tahun 2004 sebesar 51,98% dibandingkan dengan target sebesar 80% pada tahun 2010. Kemungkinan penyebabnya yaitu motivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu belum cukup kuat, selain itu jumlah kader pasif di Posyandu masih banyak.
d. Kepemilikan jamban di masyarakat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 yang memiliki jamban sendiri sebesar 44,40%, tahun 2001 sebesar 45,29% dan tahun 2003 sebesar 54,69% tahun 2004 sebesar 75,84%
e. Kebersihan lingkungan yang masih rendah dimana masih adanya daerah endemik DHF di wilayah Kota Banjar.
f. Perilaku positif terhadap penyakit HIV dan AIDS dimana wilayah Kota Banjar merupakan daerah transit sehingga perlu dilakukan sosialisasi serta pemantauan secara khusus.
g. Peserta dana sehat masih rendah karena sistem JPKM belum berjalan secara optimal serta belum membudayanya sistem asuransi kesehatan di masyarakat sebagai bentuk alternatif sistem pembiayaan.
h. Strata posyandu di Kota Banjar masih kurang bila dibandingkan dengan target hal ini terlihat posyandu Purnama dan mandiri sebanyak 9 (6,12.%) sebagian besar strata posyandu pratama 59 (40,13%) dan madya 79 (53,74%), Hal ini diperlukan adanya peningkatan serta revitalisasi posyandu secara komprehansif dengan menekan pada kader, sasaran dan sarana prasarana posyandu.
i. Pada tahun 2004 di Kota Banjar telah terbentuk Forum Kota Sehat, yaitu himpunan anggota/ tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesehatan. Forum ini berdiri sebagai keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
j. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2004 untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar telah tersedia 5 Puskemas dengan Rasio 1: 31.129. Jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 5, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk rasio puskesmas dan puskesmas pembantu adalah 1: 25.941. Puskesmas di Wilayah Kota Banjar belum ada yang menjadi puskesmas PONED.
Sarana rujukan saat ini terdapat rumah sakit dengan 160 tempat tidur, rasio terhadap penduduk adalah 1 : 973, dengan tingkat hunian ( BOR ) 81,86 %, lama dirawat ( LOS ) 3,94 , BTO 74,05 , TOI 0,88. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Kota Banjar dirasa masih kurang sehingga direncanakan untuk adanya penambahan 2 unit puskesmas pembantu, peningkatan 1 unit puskesmas tanpa tempat tidur menjadi puskesmas dengan tempat tidur serta peningkatan 3 unit puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk. Sehingga pada akhir tahun 2007 diharapkan di Kota Banjar ada 9 unit Puskesmas TTP, 1 unit Puskesmas DTP/PONED dan 4 unit Puskesmas Pembantu.
Perilaku dan peran serta masyarakat terhadap kesehatan nampak dari data ? data berikut :
a. Pemeliharaan kehamilan masih belum optimal ( cakupan K1 : 82,4% , K4 : 69,26% ). Dengan demikian terdapat kesenjangan yang cukup signifikan antara K1 dan K4. Beberapa faktor penyebab rendahnya K1 yaitu masih kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan serta system pencatatan dan pelaporan yang belum akurat. Data tahun ini ternyata terdapat penurunan hasil cakupan.
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2004 64,3% dari target 75%. Salah satu permasalahan yang paling dominan adalah masih ada beberapa penduduk yang percaya pada dukun, dengan alasan biaya lebih murah.
c. Penimbangan bayi dan Balita masih rendah tahun 2004 sebesar 51,98% dibandingkan dengan target sebesar 80% pada tahun 2010. Kemungkinan penyebabnya yaitu motivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu belum cukup kuat, selain itu jumlah kader pasif di Posyandu masih banyak.
d. Kepemilikan jamban di masyarakat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 yang memiliki jamban sendiri sebesar 44,40%, tahun 2001 sebesar 45,29% dan tahun 2003 sebesar 54,69% tahun 2004 sebesar 75,84%
e. Kebersihan lingkungan yang masih rendah dimana masih adanya daerah endemik DHF di wilayah Kota Banjar.
f. Perilaku positif terhadap penyakit HIV dan AIDS dimana wilayah Kota Banjar merupakan daerah transit sehingga perlu dilakukan sosialisasi serta pemantauan secara khusus.
g. Peserta dana sehat masih rendah karena sistem JPKM belum berjalan secara optimal serta belum membudayanya sistem asuransi kesehatan di masyarakat sebagai bentuk alternatif sistem pembiayaan.
h. Strata posyandu di Kota Banjar masih kurang bila dibandingkan dengan target hal ini terlihat posyandu Purnama dan mandiri sebanyak 9 (6,12.%) sebagian besar strata posyandu pratama 59 (40,13%) dan madya 79 (53,74%), Hal ini diperlukan adanya peningkatan serta revitalisasi posyandu secara komprehansif dengan menekan pada kader, sasaran dan sarana prasarana posyandu.
i. Pada tahun 2004 di Kota Banjar telah terbentuk Forum Kota Sehat, yaitu himpunan anggota/ tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesehatan. Forum ini berdiri sebagai keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
j. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2004 untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar telah tersedia 5 Puskemas dengan Rasio 1: 31.129. Jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 5, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk rasio puskesmas dan puskesmas pembantu adalah 1: 25.941. Puskesmas di Wilayah Kota Banjar belum ada yang menjadi puskesmas PONED.
Sarana rujukan saat ini terdapat rumah sakit dengan 160 tempat tidur, rasio terhadap penduduk adalah 1 : 973, dengan tingkat hunian ( BOR ) 81,86 %, lama dirawat ( LOS ) 3,94 , BTO 74,05 , TOI 0,88. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Kota Banjar dirasa masih kurang sehingga direncanakan untuk adanya penambahan 2 unit puskesmas pembantu, peningkatan 1 unit puskesmas tanpa tempat tidur menjadi puskesmas dengan tempat tidur serta peningkatan 3 unit puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk. Sehingga pada akhir tahun 2007 diharapkan di Kota Banjar ada 9 unit Puskesmas TTP, 1 unit Puskesmas DTP/PONED dan 4 unit Puskesmas Pembantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar